Berita & Artikel – SMA 1 MOJOTENGAH https://www.sma1-mjt.sch.id JL. Lurah Sudarto, Mudal, Mojotengah, Jlamprang, Kec. Wonosobo, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah 56351 Telepon: (0286) 321014 Thu, 15 Dec 2022 07:56:47 +0000 en-US hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.5.2 https://www.sma1-mjt.sch.id/wp-content/uploads/2018/01/logo-moteng.png Berita & Artikel – SMA 1 MOJOTENGAH https://www.sma1-mjt.sch.id 32 32 LAPORAN AKSI NYATA MODUL 1.4.a.9.1 BUDAYA POSITIF https://www.sma1-mjt.sch.id/?p=369 https://www.sma1-mjt.sch.id/?p=369#respond Wed, 09 Nov 2022 04:23:36 +0000 https://www.sma1-mjt.sch.id/?p=369 Read more]]>

sumber ilustrasi : Dokumen Pribadi  ISTIKOMAH  CGP ANGKATAN 6

Diterbitkan : 8 Nopember 2022

Penulis : ISTIKOMAH

LAPORAN HASIL AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF

ISTIKOMAH, S.P. M. Eng.

CGP Angkatan 6 SMAN 1 MOJOTENGAH WONOSOBO

 

LATAR BELAKANG

Budaya sekolah adalah sekumpulan nilai yang melandasi perilaku, tradisi, kebiasaan, kesehariaan, dan simbol –simbol yang dipraktikan oleh semua warga sekolah baik kepala sekolah, guru, peserta didik, dan karyawan sekolah. Budaya sekolah merupakan ciri khas, karakter atau watak dan citra sekolah tersebut dimasyarakat luas.. Jika budaya sekolah sudah menjadi bagian budaya pribadi semua warga sekolah siapapun yang masuk dan bergabung di sekolah itu hampir secara otomatis akan mengikuti budaya yang sudah ada.. Sebuah sekolah harus mempunyai misi menciptakan budaya sekolah yang menantang dan menyenangkan, adil, kreatif, inovatif, terintergrasi, dan menghasilkan lulusan yang berkualitas tinggi dalam perkembangan intelektulnya dan mempunyai karakter sesuai dengan profil pelajar Pancasila.

Pendidikan adalah sebuah tuntunan dalam hidup dan tumbuh kembang anak setiap anak memiliki    kekuatan dirinya, dan pengalaman. Pendidikan haruslah membimbing dan menguatkan apa yang ada di dalam diri setiap anak agar dapat memperbaiki tingkah lakunya, cara hidupnya dantumbuh kembangnya Anak diberi kesempatan seluas-luasnya untuk mengembangkan potensi bakat dan minatnya sebagai individu yang unik.

Guru mempuinyai peran yang sangat penting sebagai pamong dapat memberikan tuntunan agar anak dapat menemukan kemerdekaannya dalam belajar. Guru diharapkan memiliki nilai-nilai positif yang dibutuhkan untuk membentuk karakter profil pelajar Pancasila dengan memberi teladan dan melakukan pembiasaan yang konsisten di sekolah sehingga menjadi budaya sekolah. Budaya positif  di sekolah dapat menumbuhkan motivasi instrinsik dalam diri anak untuk menjadi pribadi yang bertanggung jawab dan berbudi pekerti luhur serta akhlak mulia.

 

RUMUSAN MASALAH

  1. Pentingnya menerapkan budaya positif di sekolah
  2. Mengenal tentang karakter murid
  3. Dengan melakukan kegiatan pembelajaran yang aktif kreatif yang menciptakan pembelajaran bermakna dan menyenangkan bagi peserta didik.
  4. Pentingnya komitmen menerapkan budaya positif dengan membuat kesepakatan kelas

 

TUJUAN

  1. Tujuan membangun budaya positif di sekolah adalah untuk menumbuhkan karakter anak. Sesuai profil pelajar Pancasila
  2. Membuat kesepakatan kelas dengan tujuan untuk meumbuhkan dan membiasakan anak menjadi mandiri, disiplin dan bertanggung jawab.
  3. Membangun kolaborasi dengan berbagai pihak untuk membangun budaya positif di sekolah.

 

TOLOK UKUR KEBERHASILAN

Untuk mengetahui sejauh mana kegiatan ini sudah dilakukan dan mengontrol aksi nyata agar terarah dan sesuai dengan tujuan yang akan dicapai, maka digunakan tolak ukur sebagai berikut:

  1. Murid terbisas menerapkan budaya positif antara lain budaya 5 S, Budaya perduli lingkungan dan pola hidup bersih dan sehat (PHBS)
  2. Murid mampu berkreasi.dengan membuat karya kreatif dengan bimbingan guru maupun secara mandiri dalam pembelajaran
  3. Murid menunjukkan sikap berperan aktif dalam pembelajaran.di kelas
  4. Murid bertanggung jawab dengan tugas yang diberikan guru. Dengan penuh semangat dan tanggung jawab
  5. Murid mampu menyelesaikan masalah yang dihadapi dalam proses pembelajaran, menemukan solusi dengan rasa percaya diri, kemandirian dan inovatif.

 

MANFAAT

  1.  Terciptanya lingkungan sekolah yang nyaman dan menyenagkan bagi semua warga sekolah pendidik yang merdeka
  2. Terciptannya pembelajaran yang aktif , kreatif dalam suasana merdeka belajar
  3. Lingkungan sekolah menjadi bersih, sehat dan indah dengan hubungan yang saling berkolaborasi dan saling menghargai sebagai wujud komitmen bersama menegakkan budaya sekolah.

 

LANGKAH – LANGKAH

  1. Meminta ijin dan berkoordinasi dengan Kepala Sekolah untuk melaksanakan aksi nyata.
  2. Membuat rencana tindakan aksi nyata di sekolah untuk menerapakan budaya positif dengan berkolaborasi bersama warga sekolah
  3. Pengembangan pembelajaran yang menyenangkan dan berpusat pada anak. Sebagai implementasi dari merdeka belajar
  4. Membuat kesepakatan kelas sebagai dasar budaya positif yang akan selalu diyakini setiap peserta didik. Kesepakatan kelas merupakan aturan – aturan untuk membantu guru dan murid bekerja bersama membentuk kegiatan belajar mengajar yang efektif. Kesepakatan kelas terdapat harapan guru terhadap murid dan harapan murid terhadap guru. Kesepakatan yang disusun harus mudah dipahami dan langsung diterapkan, dapat diperbaiki dan dikembangkan secara berkala.
  5. Melakukan kegiatan pembelajaran yang dapat merangsang kreativitas dan daya cipta peserta didik sehingga tumbuh daya nalar peserta didik.
  6. Bekerjasama dengan orangtua murid untuk memfasilitasi murid daklam menerapkan budaya positif disekolah dan mempraktekkan pembiasaan budaya positif di rumah dan lingkungan masyarakat.
  7. Menerapkan Disiplin Positif dengan memberikan pemahaman disiplin pada anak yaitu untuk mengetahui perilaku mereka sendiri, mengambil inisiatif, menjadi bertanggung jawab atas plihan mereka dan dapat menghargai diri sendiri dan orang lain. Dalam pelaksanaannya, disiplin dapat memberikan pemahaman kepada anak mengenai konsekuensi logis jika sebuah aturan dilanggar. Kesalahan adalah kesempatan baik bagi anak untuk belajar.

 

TANTANGAN KEGIATAN

  1. Masih ditemukan peserta didik yang belum paham tentang kesepakatan dan keyakinan kelas sehingga dalam kegiatan pembelajaran memerlukan bimbingan khusus dari guru.
  2. Kondisi peserta didik akibat masa pandemic walaupun sudah tatap muka yakni kurang pengalaman belajar di tingkat pendidikan sebelumnya sehingga menuntut guru untuk

 

DUKUNGAN YANG DIBUTUHKAN

Untuk mewujudkan rancangan tindakan aksi nyata, maka Calon Guru Penggerak membutuhkan dukungan dan bantuan dari berbagai pihak, antara lain:

  1. Stakeholder

Calon Guru Penggerak dalam melaksanakan aksi nyata membutuhkan dukungan dari Kepala Sekolah maupun rekan sejawat melalui koordinasi dan kolaborasi supaya penerapan budaya positif dapat berjalan sesuai dengan rencana.

  1. Orang tua murid

Orang tua murid memberikan dukungan dalam pelaksanaan aksi nyata yang dilakukan guru di sekolah dengan memfasilitasi meurid dalam pembelajaran. Orang tua juga menjadi pengontrol perilaku siswa saat di rumah dan masyarakat  berkolaborasi bersama guru untuk membahas perkembanganl karakter  murid.

  1. Media yang digunakan

Media yang digunakan dalam tindakan aksi nyata ini memberi kemudahan guru dalam penyampaian materi maupun hal-hal yang berkaitan dengan pembiasaan budaya positif. Media ini dapat berupa poster, video, maupun power point yang dibuat guru.

 

HASIL KEGIATAN

Kegiatan ini nantinya menjadi contoh dalam  penerapam budaya sekolah , membuat keyakinan dan kesepakatan kelas dapat membentuk kesepakatan kelas dengan melibatkan pendidik, dan anak didik, agar terciptanya kenyamanan dalam belajar. Serta suasana lingkungan sekolah menjadi nyaman, indah dan bersih.

 

DOKUMENTASI KEGIATAN

Gambar 1.  Koordinasi dengan kepala sekolah dan dewan guru

Gambar 2  Budaya Senyum, Salam, Sapa, Sopan dan Santun

Gambar 3 Budaya  Religius dan Perduli lingkungan

Gambar 4.  Budaya positif di Sekolah

Gambar 5 Kegiatan Pembelajaran

]]>
https://www.sma1-mjt.sch.id/?feed=rss2&p=369 0
Pemanfaatan Teknologi pada Sektor Pendidikan Pasca Pandemi Covid-19 https://www.sma1-mjt.sch.id/?p=366 https://www.sma1-mjt.sch.id/?p=366#respond Mon, 11 Apr 2022 16:30:14 +0000 https://www.sma1-mjt.sch.id/?p=366 Read more]]> Ekosistem pendidikan digital, memiliki rentang kendali yang sangat beragam di Indonesia, mulai dari kesenjangan geografis, kesenjangan sebaran infrastruktur, kesenjangan literasi digital tenaga pengajar, kesenjangan metode pengajaran yang berbeda. Sehingga membutuhkan lebih dari satu skenario atau strategi yang harus digunakan pada masa transformasi pendidikan digital pasca covid 19. Kegiatan belajar konvensional terhenti, ruang-ruang kelas di sekolah menjadi kosong berganti kepada ruang-ruang kelas digital yang tersaji secara virtual. Guru kelas diperankan juga oleh para orang tua di rumah, mereka mendadak harus memberikan pendampingan pembelajaran anak-anaknya.

Penutupan sekolah menjadi solusi darurat yang tidak dapat dihindarkan untuk mencegah penyebarluasan pandemi COVID-19 di seluruh dunia. Di Indonesia, lebih dari 60 juta peserta didik dari semua jenjang pendidikan melakukan pembelajaran dari rumah karena penutupan sekolah tersebut. Pembelajaran jarak jauh ini hanya akan terlaksana jika terdapat sarana komunikasi yang memadai. Internet adalah sarana komunikasi utama bila kita ingin masuk ke era digital ini.

Tuntutan untuk menggunakan teknologi untuk pembelajaran sebenarnya sudah harus dilakukan sejak lama, namun ada beberapa kesenjangan dalam penerapannya. Diantaranya kesenjangan infrastruktur yang tidak merata ketersediaan listrik, ketersediaan internet, laptop, HP, TV, juga secara geografis dimana Indonesia memiliki berbagai hambatan untuk penyediaan infrastruktur tersebut. Jaringan komunikasi menjadi mutlak untuk dipenuhi.

Kesenjangan sumber daya manusia dimana tingkat literasi guru dalam memanfaatkan TIK yang juga tidak merata, penyebabnya berbagai faktor, mulai dari minimnya saluran komunikasi untuk mendapatkan informasi pembelajaran digital, dan faktor lain yang tak kalah penting adalah pendampingan pemanfaatan teknologi digital oleh pendidik dan tenaga pendidik. Guru akan menjadi lebih percaya diri apabila dalam implementasi penerapan teknologi digital dalam pembelajaran selalu dampingi sebagai tahapan konfirmasi pada adopsi inovasi teknologi pembelajaran. Pembiasaan pemanfaatan teknologi untuk pembelajaran harus juga diikuti dengan transformasi pola pembelajaran baik guru maupun peserta didik.

Kesenjangan metode pengajaran digital, membuat kebiasaan baru yang memungkinkan pembelajaran berada dimana saja dan kapan saja. Disruption Pendidikan yang mengarah pada transformasi, dimana sesuatu yang biasanya berjalan dengan normal lalu tiba-tiba terhenti mendadak dan harus berubah, melakukan perubahan pola pembelajaran, pola kemasan dan pola layanan (delivery), konten konvensional berubah kepada konten digital.

Bonus demografi, menjadi tugas kita pada saat ini untuk menyajikan atau mengajarkan ilmu pengetahuan yang dapat membekali peserta didik untuk menghadapi masa dengan dengan landscape pendidikan digital. Berbagai pendekatan pendidikan harus dilakukan untuk membuat ekosistem pendidikan digital sehingga para generasi penerus nanti dapat bersaing secara global. Sehingga dalam menyelesaikan persoalan-persoalan tadi dibutuhkan beberapa skenario atau solusi yang berbeda, yang perlu disesuaikan dengan kondisi daerah masing-masing.

Solidaritas global dibutuhkan untuk menyelesaikan kesenjangan yang ada, semua pemegang kepentingan wajib memberikan solusi sesuai dengan kemampuannya masingmasing, mulai dari peserta didik, guru, tenaga pendidik, keluarga, masyarakat, pemerintah dan dunia industri. Nadiem Makarim mengatakan “Merdeka belajar artinya unit pendidikan yaitu sekolah, guru dan muridnya memiliki kebebasan untuk berinovasi, memiliki kebebasan untuk belajar dengan mandiri dan kreatif, itu yang harus terus kita bantu”. Kemandirian dalam pembelajaran, tumbuh kreativitas dan inovasi terbentuk dalam masa pandemi.

Berbagi industri startup aplikasi pembelajaran tumbuh menjamur. Global solidarity as a must, menghadapi permasalahan secara bersama-sama, karena yang terimbas tidaklah sedikit, tidak mengenal jabatan, tidak mengenal jenis kelamin, tidak mengenal tua atau muda, pelajar atau mahasiswa, kota atau desa, dst. Oleh karena itu percepatan transformasi digital Indonesia, dunia digital akan membuka gerbang baru atau ruang publik baru di Indonesia. Indonesia memiliki visi besar dalam pendidikan di tahun 2035, yaitu Membangun rakyat Indonesia untuk menjadi pembelajar seumur hidup yang unggul, terus berkembang, sejahtera, dan berakhlak mulia dengan menumbuhkan nilai-nilai budaya Indonesia dan Pancasila, diharapkan nilai-nilai dari visi ini terbangun mulai dari sekolah, keluarga dan juga masyarakat. Transformasi pembelajaran digital diakselerasi oleh pandemi Covid, berbagai kebijakan dikeluarkan oleh pemerintah, mulai dari pembagian kuota internet untuk pembelajaran, program Belajar Dari Rumah (BDR) melalui siaran televisi, mengadakan berbagai seminar pembelajaran dengan memanfaatkan TIK.

Menghadirkan literasi digital bagi guru, tenaga pendidik dan siswa, membutuhkan banyak campur tangan berbagai pihak. Langkah Kemendikbud dalam masa pandemi, membuat laman bersama menghadapi corona, Sapa DRB, BDR TVRI, Bantuan Kuota, Belajar.id, dan mendorong pembuatan platform pembelajaran dimana pada aplikasi ini berfungsi sebagai agregator berbagai layanan pendidikan baik e-Pembelajaran dan e-Administrasi.

Digital literasi menjadi hal biasa namun harus ditingkatkan kemampuannya secara berkala, budaya penggunaan TIK / transformasi digital tidaklah mudah. karena begitu masuk ke internet itu seperti masuk kedalam hutan belantara. Oleh karena perlu adanya budaya pemanfaatan internet sehat untuk memanfaatkan internet sebagai media sumber pembelajaran dan mendukung proses belajar peserta didik dan guru.

Pendekatan pembelajaran mulai berubah yang berawal dari pembelajaran berpusat pada guru, maka dalam pembelajaran digital, pembelajaran lebih berpusat ke peserta didik, karena anak sekarang merupakan digital native yang memang sudah terbiasa sekali memanfaatkan teknologi. Guru dan tenaga pendidik harus terus mengenal berbagai aplikasi e-learning melalui berbagai macam saluran komunikasi (seminar, pelatihan online, dsb.), sehingga bapak dan ibu guru dapat memilih mana tools yang dinilai efektif dan efisien, agar dapat mengoptimalkan berbagai ruang digital yang disediakan sebagai interaksi antara guru dan peserta didik, sehingga peserta didik menjadi lebih semangat, kreatif, kritis dalam memilah informasi sehingga muncul ide-ide baru yang sebelumnya tidak ditemukan pada pembelajaran konvensional.

Tentu budaya penggunaan TIK ini harus memiliki berbagai stimulus, sehingga peserta didik menjadi menikmati pembelajaran digital, dan selanjutnya peserta didik akan semangat belajar. SDM Perlu pendampingan, perlu pembelajaran, perlu awareness, kolaborasi oleh Pengembang teknologi pembelajaran, guru inovatif yang berani menggunakan teknologi untuk pembelajaran. Inovasi Disruptif menerapkan inovasi, mengganti sistem lama dengan cara-cara baru (kolaboratif), menciptakan ekosistem Belajar (pengajaran atau cara belajar) yang baru dengan mengedepankan transformasi teknologi digital. Inovasi disruptif akan menghemat biaya karena pola pelaksanaan yang lebih sederhana, menghasilkan kualitas yang lebih baik, menjangkau lebih luas dengan akses yang lebih mudah. Disrupsi bisa dilihat sebagai sesuatu yang positif karena merupakan sebuah inovasi yang dinamis, efisien, dan efektif muncul berbagai eTech bidang pendidikan selama 2020-2021 (Pendidikan : Rumah Belajar, Ruang Guru, Quipper, Quizzes, dll.)

Meretas kesenjangan menjadi titik penentu dimana Corona lah yang meretas kesenjangankesenjangan itu tadi secara cepat, berakselerasi membuka ruang-ruang publik baru pendidikan. Kalau kita bicara transformasi digital, ada 3 Elemen yang terlibat yakni masyarakat, ekonomi/bisnis, pemerintah. Kita ingin komponen bangsa ini semua bisa terlibat dalam transformasi digitalisasi. Pertama Sekolah menjadi Media Pendidikan Digital, Pada PJJ, Sekolah Terkonvergensi ke dalam piranti akses atau teknologi digital.

Piranti untuk hadir ke dalam ruang kelas mengerucut pada smartphone dan gawai lain yang saat ini lebih mudah didapatkan dan digunakan. Dalam penyediaan konten pembelajaran, dapat diperoleh melalui User Generate Content atau konten yang dibuat secara mandiri oleh para konten kreator namun dengan kaidah pembuatan konten pembelajaran, sehingga konten yang dihasilkan accountable atau dapat dipertanggung jawabkan secara isi materinya.

New Normal artinya jangan menyerah, hidup berdamai dalam menyesuaikan kehidupan serta membentuk kebiasaan baru. Keadaan dimana kita dapat menyesuaikan dengan disrupsi, memanfaatkan inovasi disrupsi sehingga menjadi terbiasa dengan hal tersebut. Hal ini dicontoh pada kehidupan kita sekarang ini dengan cara pola hidup sehat, pola belajar online, WFH, Belajar dari rumah, vicon, video sharing, audio sharing, dsb.

Mengajari tanggung jawab kepada peserta didik dengan memanfaatkan teknologi digital secara bijak, hal ini bisa diperoleh dengan cara pembiasaan penggunaan teknologi digital secara produktif. Pemanfaatan teknologi yang optimal dapat menghadirkan lompatan kemajuan di bidang pendidikan.

 

Oleh: Abi Mahan Zaky, S.Pd.

Guru Informatika SMAN 1 Mojotengah

]]>
https://www.sma1-mjt.sch.id/?feed=rss2&p=366 0
PENGUMUMAN PENGAMBILAN IJAZAH https://www.sma1-mjt.sch.id/?p=337 https://www.sma1-mjt.sch.id/?p=337#comments Wed, 02 Feb 2022 08:03:23 +0000 https://www.sma1-mjt.sch.id/?p=337 ]]> https://www.sma1-mjt.sch.id/?feed=rss2&p=337 1 Pemanfaatan Teknologi Digital dalam Pembelajaran di Sekolah https://www.sma1-mjt.sch.id/?p=364 https://www.sma1-mjt.sch.id/?p=364#respond Mon, 13 Sep 2021 13:05:54 +0000 https://www.sma1-mjt.sch.id/?p=364 Read more]]> KONTEN DIGITAL

Konten Digital dalam membangun ekosistem digital pastinya pula didukung dengan sikap internet sehat, kedua perihal ini jadi berarti serta tidak dapat terpisahkan. Internet sudah membuka bermacam pintu data yang berisi bermacam konten, baik konten positif serta konten negatif. Apabila kita tidak mempunyai bekal dalam metode pemanfaatannya hingga internet hendak jadi momok untuk penggunanya.

Oleh sebab itu pembekalan serta menghasilkan konten positif jadi berarti, membagikan bimbingan berkesinambungan kepada tiap pengguna serta konten kreator, supaya mempunyai literasi yang baik dalam memakai teknologi digital, menjadikan internet selaku bagian dari fitur pendidikan yang efisien serta positif.

Konten digital hendak berfungsi semacam mata duit dalam suatu area digital sosial pembelajaran, bermacam komunikasi hendak diwakilkan dengan metode memutar ataupun menggunakan suatu konten digital. Pastinya fashion pengiriman konten digital kedepan hendak jadi lebih gampang, lebih murah, lebih kilat serta lebih bervariatif bersamaan dengan berkembangnya ataupun meningkatnya kapasitas( bandwidth), gawai yang lebih inovatif, serta pula mudahnya memperoleh aplikasi dan ruang penyimpanan berbasis awan.

Ekspektasi generasi masa saat ini hendak berbeda dengan generasi lebih dahulu, mereka hendak memerlukan aplikasi berbagi pengalaman lewat konten digital tercantum konten pendidikan, bermacam media komunikasi digital hendak jadi lebih kaya dengan sumber ilmu dan konten digital. Di lain sisi, fitur pendukung pembuatan konten kreatif dalam wujud digital pula jadi banyak pilihannya serta bertabiat adaptif dengan kebutuhan pengguna ataupun kebutuhan media distribusinya, kita pula telah banyak melihat gimana warga pembelajaran membuat bermacam konten digital kemudian mendistribusikan secara masif, hebatnya konten yang terbuat bisa melintasi batasan bahasa, batasan budaya, batasan umur serta batas- batas lain.

Oleh sebab itu butuh disadari betul gimana konten digital dikala ini bisa merubah bermacam kepribadian pada partisipan didik apalagi hingga ke guru, sepatutnya kedepan para pembentuk konten digital wajib menyadari serta terus menjadi ter literasi buat bisa melaksanakan kontrol mutu secara mandiri dalam menghasilkan, memproduksi, mendistribusikan, ataupun komsumsi konten digital.

Sebagian perihal telah berganti secara mendasar, diisyarati dengan sebagian tantangan yang mencuat diakibatkan oleh konten digital yang pengaruhi pada kehidupan, tercantum dalam pendidikan. Berikut merupakan sebagian tantangan yang wajib dialami kala orang mendapatkan pengalaman dari mayoritas orang yang berhubungan dengan konten digital.

Tantangan yang awal merupakan gimana kita menguasai kemudian menyikapi nilai- nilai yang tercantum dalam pengalaman orang lain yang dibagikan lewat konten digital. Apakah interaksi dengan konten digital itu telah dirasa menarik, mendidik serta bermanfaat? Apakah telah cocok dengan kebutuhan? Apakah konten tersebut berikutnya hendak digunakan buat rujukan dalam melaksanakan proses pendidikan? serta seterusnya. Dalam kita melaksanakan uraian serta membagikan nilai- nilai pada konten digital tersebut, orang ataupun pengguna butuh menetapkan indikator- indikator cocok dengan keahlian serta kebutuhannya dalam dirinya.

Tantangan yang kedua merupakan gimana membuat metadata konten digital yang terintegrasi dengan konten serta pastinya pula metadata yang tervalidasi. Metadata dini hendak diperoleh dari pembentuk konten, kemudian berikutnya bisa bisa ditambahkan dari bermacam sumber yang mempunyai pengalaman serta keterikatan yang sama dengan konten digital tersebut, semacam dari para pengguna, dari distributor data serta masukan metadata dari komunitas yang mempunyai visi serta tujuan yang sama dengan pembentuk konten.

Tantangan yang ketiga merupakan gimana membuka akses konten digital dalam mengunggah ataupun mengunduh, cara- caranya pasti wajib disesuaikan betul dengan kebutuhan serta keahlian user. Wajib jadi suatu yang memanglah cocok dengan kebutuhan personal, responsif serta adaptif.

Keempat merupakan gimana menggunakan konten digital yang bisa dikolaborasikan/ digabungkan dengan konten digital lain baik secara format, konteks, bahasa, musik, serta bacaan, kemudian berikutnya konten digital itu jadi konten digital baru yang bisa tingkatkan kreatifitas, interaktivitas, meningkatkan pendidikan positif serta konstruktif yang pastinya tidak melanggar hak cipta.

Tantangan berikutnya merupakan, kesenjangan sosial yang tercipta bersumber pada tingkatan keahlian ekonomi, sehingga menyebabkan Kerutinan ataupun budaya yang berbeda terhadap metode mengakses data dalam wujud konten digital, ditambah dengan kesenjangan literasi digital, dimana ini hendak pengaruhi cara- cara dalam memperoleh konten digital dalam pendidikan.

 

MEDIA DIGITAL

Ketergantungan kehidupan pada media digital jadi suatu yang tumbuh sangat pesat, bermacam aspek kehidupan telah terdistrupsi oleh konten digital, mulai dari pekerjaan, kesehatan, kehidupan sosial serta tercantum pembelajaran. Transformasi kepada suatu dalam wujud digital, yang kali ini dikenalkan oleh teknologi, telah banyak merubah metode kita menciptakan, mendistribusikan serta meliterasi dengan menggunakan konten digital. Teknologi sukses merubah format data ke dalam format digital, perihal ini menimbulkan pergantian pada bermacam media yang digunakan.

Dalam media digital, sebagian jenis konten digital bisa dijadikan jadi satu dalam suatu layanan, semacam konten dalam wujud tulisan, konten audio, konten video, konten multimedia serta sebagian konten digital yang lain. Teknologi mobile digital membolehkan pengguna buat mengirimkan bermacam data digital dari mana saja serta kapan saja, dan bisa menghubungkan ke dalam media sosial para pengguna. Salah satu media digital yang dikala ini jadi sebutan terkenal ialah diketahui dengan sebutan“ platform”, platform ialah tempat bernaungnya bermacam aplikasi dalam satu area ataupun tempat.

Teknologi digital sangat pengaruhi keaktifan orang buat menciptakan ataupun penciptaan konten digital, perihal lain pula merupakan kalau proses kerja sama antar pengguna teknologi, dimana konten jadi poin kunci untuk berkembangnya suatu platform pembelajaran. Teknologi digital terus memanjakan pengguna dengan dengan bermacam sarana aplikasi free serta pula aman, mayoritas layanan digital merupakan bertabiat interaktif serta kolaboratif dan bisa mengaitkan banyak pemangku kepentingan, pendidik serta tenaga pendidik dimungkinkan jadi content creator kemudian melaksanakan distribusi konten digital cocok dengan keinginannya. Sharing content ataupun berbagi modul dikala ini telah jadi budaya, orang telah menyesuikan diri buat silih berbagi serta berpikiran konten yang dibagikan hendak jadi suatu yang bermanfaat untuk pengguna lain serta komunitas pembelajaran.

 

SKILL DIGITAL

Keahlian secara metode untuk para pengguna teknologi digital sangatlah berarti, mengingat teknologi tumbuh sangat kilat serta pula tumbuh selama waktu, apa yang kamu pelajari saat ini, bisa jadi saja dalam waktu yang dekat tidak berlaku lagi serta wajib diperbaharui pengetahuannya, perihal ini berlaku pula pada teknologi yang digunakan pada pendidikan.

Keahlian– keahlian digital yang wajib dipunyai antara lain, mempunyai rasa mau ketahui yang besar ataupun pemahaman hendak khasiat teknologi digital, mulai dari metode pemakaian, kelebihan serta kekurangan dari teknologi yang hendak digunakan. Tiap pengguna wajib mempunyai keahlian ini serta mempunyai jawaban ataupun pemecahan apabila terjalin hambatan, sebab tiap pemakaian teknologi digital spesialnya penggunaannya pada pendidikan, mempunyai pola pemakaian yang unik serta berbeda- beda, perihal ini hendak menyebabkan perbandingan pula pada metode pemanfaatan teknologi dalam proses pendidikan.

Keahlian berikutnya merupakan keahlian dalam membuat konten digital, dimana konten- konten ini yang nantinya digunakan dalam tiap pendidikan ataupun dipecah buat dikolaborasikan oleh user lain dalam proses pendidikan. Keahlian lain merupakan keahlian buat melaksanakan analisis informasi serta keahlian pencarian konten digital, ini bisa menolong pengguna dalam berpikir kritis memandang sesuatu permasalahan dalam pendidikan, kemudian memastikan prioritas opsi kebutuhan hendak konten digital yang hendak digunakan, dan memastikan pemilihan konten digital yang pas dalam implementasi pendidikan.

Keahlian sosial digital, dalam perihal ini bisa digunakan dalam meningkatkan komunitas digital, dimana kedudukannya bisa memotivasi anggota komunitas, membagikan pemecahan permasalahan digital, serta bisa membagikan masukan buat memastikan kebijakankebijakan dalam pemanfaatan teknologi digital pada pendidikan.

 

KOMUNITAS DIGITAL

Komunitas digital tercipta berawal dari sebagian kesamaan pengalaman pengguna dalam menggunakan teknologi digital baik media ataupun konten, interaksi serta komunikasi yang intens dalam mangulas kasus kemudian mencari pemecahan bersama antar pengguna teknologi digital, hingga tercipta suatu jaringan secara daring, yang pada ujungnya menguncup jadi komunitas digital dengan visi serta misi yang sama. Komunitas digital mempunyai kelebihan yang potensial antara lain bisa membagikan rasa kebersamaan ataupun kesatuan, serta bisa jadi tempat konfirmasi bermacam permasalahan serta pemecahan, sehingga secara percaya para pengguna bisa mengadopsi teknologi digital buat diterapkan dalam pemanfaatan pendidikan.

Di tiap peluang dialog dalam suatu komunitas, bisa mencuat tema- tema terbaru yang mempunyai kedekatan kokoh terhadap pemanfaatan teknologi digital pada pendidikan, dari dialog ini dimungkinkan hendak memperoleh bermacam masukan berarti yang nantinya bisa diimplementasikan oleh anggota komunitas, sehingga komunitas terus hidup serta tumbuh secara konstruktif.

 

KEPEMIMPINAN DIGITAL DAN TRANSFORMASI DIGITAL

Transformasi digital tidaklah cuma hanya mengubah fitur lama kamu ke fitur baru dengan teknologi terbaru, tetapi pula gimana pengguna yang ikut serta buat menguasai, kemudian menggunakan teknologi digital dalam tiap kegiatan kesehariannya tercantum kedalam proses pendidikan. Transformasi pula hendak merubah metode mengetuai didalam suatu organisasi serta membolehkan pengguna melaksanakan bermacam percobaan dalam proses penyesuaian pemakaian teknologi digital tersebut, kemudian kedepannya hendak dicoba bermacam penyesuaian strategi kerja ataupun proses dalam pendidikan secara berkepanjangan.

Transformasi digital merupakan suatu yang tidak dapat ditawar lagi, ini bagai suatu pertarungan dimana yang kilat melaksanakan adopsi serta melaksanakan penyesuaian hendak sukses dalam melaksanakan transformasi tersebut, tetapi di lain sisi apabila transformasi ini ditunda ataupun terlebih lagi tidak dihiraukan, hingga organisasi serta pelakunya hendak tertinggal serta tidak bisa bersaing.

Kedudukan pemimpin jadi berarti, pemimpin wajib kilat paham bereaksi terhadap bermacam kebaruan teknologi digital, kemudian dengan kilat membuat keputusan dalam menghadapinya, melaksanakan bermacam literasi digital yang dibutuhkan untuk organisasinya. Pemimpin tidak lagi memakai bermacam instrumen yang lama, rumit, lelet merespons, serta melaksanakan bermacam pembatasan- pembatasan dalam pekerjaan dan memerlukan waktu yang lama menciptakan suatu keputusan dalam memastikan kebijakan. Pemimpin dalam proses transformasi digital pula wajib sanggup menyakinkan serta memotivasi tiap orang yang terdapat di organisasinya, kalau mereka sanggup melaksanakan transformasi tersebut, dilanjut dengan stimulasi intelektual yang bisa menciptakan metode pandang baru pada pola kerja di organisasi.

Transformasi sedianya bisa membagikan pemecahan dari bermacam kesenjangan, melenyapkan kendala- kendala yang diakibatkan oleh pola lama, kemudian menggunakan teknologi serta menciptakan suatu nilai tambah yang positif dari suatu proses pendidikan mulai hulu hingga dengan hilir, sehingga memperoleh suatu pengalaman baru untuk para pelakon serta pengguna teknologi digital.

Merubah ataupun membiasakan visi misi dalam organisasi bisa menolong percepatan transformasi digital, suatu organisasi bisa mengenali lebih dini ancaman yang dialami serta pula kesempatan yang butuh dijalani oleh tiap orang didalam organisasi. Di dalam prosesnya, nanti hendak terdapat sekelompok orang dalam organisasi yang mempunyai keahlian lebih unggul dalam memahami teknologi digital, dimana berikutnya kelompok tersebutlah yang hendak jadi lokomotif pergantian serta melaksanakan advokasi terhadap bermacam penyesuaian serta pendidikan teknologi digital. Kelompok yang mempunyai keahlian lebih terhadap teknologi digital, nantinya hendak jadi regu yang dengan kilat hendak menolong memetakan arah kerja, kemudian hendak meretas bermacam hambatan- hambatan dalam organisasi, bekerja lintas substansi ataupun guna di dalam organisasi, metode kerja semacam ini hendak jadi pola kerja yang baru serta bisa membagikan pemecahan lintas substansi/ guna.

Dalam proses transformasi, organisasi telah menetapkan sebagian objektif dengan sebagian poin kunci( key result), dengan panduan inilah organisasi bisa mengukur tingkatan keberhasilan dari transformasi digital yang lagi dicoba. Tiap hambatan yang terjalin dicoba penilaian, serta tiap keberhasilan bisa di replikasi kemudian ditingkatkan pada skala yang lebih luas.

 

Oleh: Abi Mahan Zaky, S.Pd.

Guru Informatika SMAN 1 Mojotengah

]]>
https://www.sma1-mjt.sch.id/?feed=rss2&p=364 0
Pendidikan di Tengah Badai Corona https://www.sma1-mjt.sch.id/?p=380 https://www.sma1-mjt.sch.id/?p=380#respond Sat, 29 Aug 2020 07:51:58 +0000 https://www.sma1-mjt.sch.id/?p=380 Read more]]> Oleh: Guntur Sakti Dewangga

Guru Bahasa Indonesia SMAN 1 Mojotengah

 

Beberapa bulan yang lalu satu badai yang belum juga berlalu telah menghancurkan segala sendi kehidupan di negeri ini. Badai besar itu bernama Corona/Covid-19. Segala bidang kehidupan terdampak akbiat virus ini, dari bidang ekonomi, pertanian, perindustrian, dan yang tak kalah penting, yaitu bidang pendidikan. Sudah hampir setengah tahun dunia pendidikan berubah 180 derajat yang tadinya dilaksanakan dengan tatap muka sekarang dilaksanakan secara jarak jauh. Pendidikan jarak jauh bukan tanpa masalah justru banyak masalah yang timbul di dalam pelaksanaan pembelajaran jarak jauh.

Belum pernah terjadi sebelumnya

Pendidikan dengan sistem pembelajaran jarak jauh belum pernah terjadi sebelumnya di Indonesia. Tak heran jika dalam pelaksanaannya masih banyak yang mengalami kebingungan. Bagaimana pembelajaran ini harusnya dilaksanakan? Karena belum ada rambu-rambu bagaimana pembelajaran jarak jauh itu seharusnya dilaksanakan, semua pendidik melaksanakannya dengan persepsi masing-masing. Tak dipungkiri juga bahwa pendidik pun juga belum pernah melaksanakan sistem pembelajaran jarak jauh sehingga dalam pelaksanaannya pun masih sebatas “yang penting menyampaikan materi“.

Dengan sistem pembelajaran yang seakan tidak terencana itu membuat sebuah proses belajar tidak bermakna. Kalau melihat keadaan di lapangan tak sedikit ditemukan para pendidik melaksanakan pembelajaran hanya dengan kirim tugas dan murid diminta mengerjakan dan dikumpulkan sesuai waktu yang telah ditentukan oleh guru. Proses mengajar yang seperti itu menimbulkan beberapa kendala, yaitu 1) murid merasa bingung ketika mengerjakan tugas karena belum pernah disampaikan sebelumnya; murid diminta belajar mandiri, 2) belum muncul rasa empati dalam pembelajaran karena pembelajaran dilaksanakan satu arah dan beban tugas yang banyak, 3) harus memenuhi target kurikulum, dan 4) pembelajaran jarak jauh diartikan pembelajaran melalui media daring.

Harus adaptif dan empati

Belajar dari pengalaman yang sudah terjadi, setidaknya hampir enam bulan melaksanakan PJJ, seharusnya proses belajar menjadi lebih baik. Kalau pada fase awal itu merupakan gelombang kejutan, semua belum pernah dan tidak tahu bagaimana PJJ ini dilaksaknakan, seharusnya saat ini proses pembelajaran sudah ada perbaikan yang didasarkan pada kendala-kendala dan keluhan-keluhan yang muncul pada proses pembelajaran sebelumnya. Beberapa hal yang bisa dilakukan oleh pendidik untuk memperbaiki proses pembelajaran di masa pandemi ini.

Pertama,  menjadi pendidik yang adaptif dengan perubahan. Bersifat adaptif terhadap perubahan itu merupakan hal yang mutlak bagi seorang pendidik. Apalagi pada era sekarang ini, yaitu era teknologi. Mau tidak mau sistem pembelajaran jarak jauh harus melibatkan teknologi, memasukkan teknologi dalam pembelajaran. Banyak sekali produk-produk teknologi yang dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran jarak jauh, seperti Google Classrom, Zoom, WhatsApp, dan lain sebagainya. Platform-platform tersebut bisa dimaksimalkan untuk mencapai tujuan belajar dan memberikan pengalaman dalam proses belajar murid.

Kedua, dalam situasi yang seperti ini harus dikedepankan rasa empati. Keadaan seperti ini memaksa murid untuk belajar mandiri lebih banyak. Dalam proses belajar mandiri itu tentunya kemampuan murid itu berbeda-beda dan hal tersebut tidak boleh diabaikan. Selain itu, ketersediaan akses juga memunculkan masalah baru. Banyak murid yang memiliki keterbatasan akses untuk mengikuti proses belajar daring, yaitu tidak memiliki perangkatnya (handphone). Hal itu juga harus menjadi perhatian tersendiri. Dan yang terpenting adalah bagaimana pendidik itu harus memanusiakan hubungan dengan murid. Pemilihan media aplikasi pembelajaran daring juga harus menyentuh pada murid-murid yang memiliki keterbatan itu. Jangan sampai ada unsur memaksakan memakai salah satu platform tertentu, tetapi tidak mempertimbangkan ketersediaan aksesnya.

Dunia pendidikan di tengah masa seperti ini memanglah sulit. Walaupun kehadiran guru tidak bisa digantikan dengan teknologi, guru harus kreatif memanfaatkan teknologi agar tercipta pembelajaran penuh makna. Melibatkan peran orang tua juga menjadi lebih penting dalam proses pembelajaran jarak jauh.

]]>
https://www.sma1-mjt.sch.id/?feed=rss2&p=380 0
SIMULASI PERSIAPAN PEMBELAJARAN TATAP MUKA SMAN 1 MOJOTENGAH https://www.sma1-mjt.sch.id/?p=297 https://www.sma1-mjt.sch.id/?p=297#respond Wed, 15 Jul 2020 03:22:00 +0000 http://www.sma1-mjt.sch.id/?p=297 Read more]]> Video simulasi persiapan pembelajaran tatap muka SMAN 1 Mojotengah Kabupaten Wonosobo ini dibuat dalam rangka memberikan gambaran persiapan pembelajaran tatap muka bagi siswa-siswi, orang tua siswa, guru dan karyawan serta masyarakat pada umumnya. Selalu kedepankan iman, imun dan aman. Tetap patuhi protokol kesehatan selalu memakai masker, rajin cuci tangan dan menghindari kerumunan.

]]>
https://www.sma1-mjt.sch.id/?feed=rss2&p=297 0
MPLS SMA N 1 MOJOTENGAH 2020/2021 https://www.sma1-mjt.sch.id/?p=295 https://www.sma1-mjt.sch.id/?p=295#respond Mon, 13 Jul 2020 03:21:00 +0000 http://www.sma1-mjt.sch.id/?p=295
]]>
https://www.sma1-mjt.sch.id/?feed=rss2&p=295 0
SELAMAT DATANG TAHUN AJARAN 2020/2021 https://www.sma1-mjt.sch.id/?p=293 https://www.sma1-mjt.sch.id/?p=293#respond Sun, 12 Jul 2020 03:21:00 +0000 http://www.sma1-mjt.sch.id/?p=293
]]>
https://www.sma1-mjt.sch.id/?feed=rss2&p=293 0
“Wika Mengajar 2020” di SMA N 1 Mojotengah https://www.sma1-mjt.sch.id/?p=270 https://www.sma1-mjt.sch.id/?p=270#respond Mon, 17 Feb 2020 04:09:49 +0000 http://www.sma1-mjt.sch.id/?p=270 Read more]]>

Perusahaan BUMN PT. Wijaya Karya menggelar acara “Wika Mengajar” 2020 di SMA Negeri 1 Mojotengah Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, Rabu 12/2, dalam rangka menyongsong Hari Jadi ke-60 WIKA.

Menurut Project Mananger WIKA Mustopo, gerakan Acara Wika Mengajar 2020 dilaksanakan di sejumlah 60 wilayah proyek WIKA se-Indonesia termasuk juga SMAN 1 Mojotengah, yang berjalan dari tanggal 3-15 Februari 2020.

Hal tersebut, kata dia, sekaligus mendistribusikan alat penunjangnya lewat acara tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) sebagai wujud komitmen kepedulian dan perhatian kepada pendidikan Indonesia.

Ia mengemukakan sebagai salah satu entitas anak WIKA, WIKA berkesempatan mengajar di SMAN 1 Mojotengah yang lokasinya di dekat sumber mata air mudal.

Acara WIKA Mengajar 2020 ini, kata dia, hadir guna mempersiapkan kader-kader bangsa, anak-anak muda Indonesia dalam membuat karakter intelektual dan perubahan positif pola berpikir serta mempelajari selaras dengan perkembangan teknologi.

Maksud dari aktivitas ini, supaya WIKA dapat memberi inspirasi para siswa dan siswi sekolah menengah atas (SMA) lewat bermacam macam narasi tentang profesinya, serta menanamkan nilai kebaikan, kerja keras dan tekad yang kuat dalam membangun negara lewat perannya sebagai generasi muda, kata Mustopo.

Tidak cuma itu, lanjut dia, lewat salah satu pilar CSR, yaitu WIKA Pintar, WIKA juga memberikan pertolongan sarana mencari ilmu mengajar terhadap sekolah atau lembaga pendidikan tempat, di mana aktivitas WIKA Mengajar 2020 berlangsung.

Menurut dia, antusiasme seluruh civitas sekolah, terutama para siswa, terlukis lewat semangat mereka atas sambangan dari Tim WIKA ini. Pastinya aktivitas ini, dinilai sangat berguna utk membangun pendidikan bermutu bagi pribadi, karakter, dan mental para generasi muda.

“Sehingga, para siswa tumbuh kesiapan dan kepercayaan diri menghadapi tantangan global yang semakin berat di masa datang,” katanya.

Kepala SMA Negara 1 Mojotengah Heri Pujiyanto dengan adanya gerakan Wika Mengajar di SMAN 1 Mojotengah menyongsong baik dengan aktivitas ini, tidak hanya sekali saja, tapi bisa terjadi kerja sama selanjutnya.

“Heri mengharapkan gerakan silaturahmi Wika Mengajar bisa berlanjut hingga kegiatan-kegiatan berikutnya di sekolah ini,” ungkapnya.

Pada kesempatan tersebut Project Manager WIKA Mustopo juga telah memberikan pertolongan pada sekolah berupa Netbook, dan bibit pohon buah Mojo utk ditanam di kawasan sekolah.

Sumber berita : medianasional.id

]]>
https://www.sma1-mjt.sch.id/?feed=rss2&p=270 0
Festival Jatidiri Smoteng 2019 https://www.sma1-mjt.sch.id/?p=305 https://www.sma1-mjt.sch.id/?p=305#respond Fri, 25 Oct 2019 07:59:00 +0000 http://www.sma1-mjt.sch.id/?p=305 Read more]]> Dalam rangka memperingati bulan bahasa dan sumpah pemuda, SMA N 1 Mojotengah mempersembahkan “Festival Jatidiri Smoteng” dengan rangkaian acara:
– Lomba bulan bahasa
– Seminar motivasi
– Krenova market day
– Panggung kreasi seni siswa

Kegiatan Festival Jatidiri Smoteng hari pertama, Selasa tanggal 22 Oktober 2019 berlangsung meriah.
Diawali dengan senam pagi bersama antara guru, karyawan dan murid-murid yang dipimpin oleh Bu Ricka. Kemudian dilanjutkan dengan lomba gerak dan lagu yang diikuti oleh perwakilan masing-masing kelas.

Dalam rangkaian kegiatan Festival Jatidiri Smoteng peringatan hari sumpah pemuda tahun 2019, SMA N 1 Mojotengah mengadakan seminar motivasi bertempat di kampus 2 smoteng (baca;halaman parkir gedung utara). Menghadirkan Bpk Bambang Nugroho seorang terapis behaviour dari Semarang, seminar berjalan menarik&penuh semangat. Mengusung tema “Menuju Sekolah Berbudaya” diharapkan para siswa-siswi menanamkan cara pandang yang positif sehingga tercermin dalam budaya kehidupan yang positif pula. Turut hadir dalam acara ini komunitas disabilitas Wonosobo, menyemarakan dan menginspirasi para siswa. Acara ditutup dengan Gerakan Smoteng Peduli, donasi untuk korban bencana. Serta Geli Smoteng atau Gerakan Literasi SMA N 1 Mojotengah.

Puncak acara Festival Jatidiri Smoteng dibuka secara resmi oleh pengawas SMA cabang dinas wilayah IX dinas pendidikan dan kebudayaan Provinsi Jawa Tengah, Drs Danang Kusumanto, M.Si. Menurut beliau, kegiatan semacam ini sangat perlu untuk terus dilaksanakan dalam upaya untuk penguatan pendidikan karakter.
Rangkaian puncak acara antara lain grand final bulan bahasa yaitu final lomba baca puisi, speech contest, dan vocal akustik. Selain itu ada juga krenova market day, di mana siswa diharapkan mampu menciptakan kreatifitas dan inovasi produk makanan yang bisa diunggulkan untuk dijual di stand kelas masing-masing. Dengan kegiatan ini siswa-siswi SMA N 1 Mojotengah diharapkan memiliki budaya berwirausaha. Rangkaian acara juga diisi dengan pentas seni dan kreasi siswa dengan menampilkan tari kreasi, karawitan, puisi serta band SMA N 1 Mojotengah.

]]>
https://www.sma1-mjt.sch.id/?feed=rss2&p=305 0