Pendidikan di Tengah Badai Corona

Oleh: Guntur Sakti Dewangga

Guru Bahasa Indonesia SMAN 1 Mojotengah

 

Beberapa bulan yang lalu satu badai yang belum juga berlalu telah menghancurkan segala sendi kehidupan di negeri ini. Badai besar itu bernama Corona/Covid-19. Segala bidang kehidupan terdampak akbiat virus ini, dari bidang ekonomi, pertanian, perindustrian, dan yang tak kalah penting, yaitu bidang pendidikan. Sudah hampir setengah tahun dunia pendidikan berubah 180 derajat yang tadinya dilaksanakan dengan tatap muka sekarang dilaksanakan secara jarak jauh. Pendidikan jarak jauh bukan tanpa masalah justru banyak masalah yang timbul di dalam pelaksanaan pembelajaran jarak jauh.

Belum pernah terjadi sebelumnya

Pendidikan dengan sistem pembelajaran jarak jauh belum pernah terjadi sebelumnya di Indonesia. Tak heran jika dalam pelaksanaannya masih banyak yang mengalami kebingungan. Bagaimana pembelajaran ini harusnya dilaksanakan? Karena belum ada rambu-rambu bagaimana pembelajaran jarak jauh itu seharusnya dilaksanakan, semua pendidik melaksanakannya dengan persepsi masing-masing. Tak dipungkiri juga bahwa pendidik pun juga belum pernah melaksanakan sistem pembelajaran jarak jauh sehingga dalam pelaksanaannya pun masih sebatas “yang penting menyampaikan materi“.

Dengan sistem pembelajaran yang seakan tidak terencana itu membuat sebuah proses belajar tidak bermakna. Kalau melihat keadaan di lapangan tak sedikit ditemukan para pendidik melaksanakan pembelajaran hanya dengan kirim tugas dan murid diminta mengerjakan dan dikumpulkan sesuai waktu yang telah ditentukan oleh guru. Proses mengajar yang seperti itu menimbulkan beberapa kendala, yaitu 1) murid merasa bingung ketika mengerjakan tugas karena belum pernah disampaikan sebelumnya; murid diminta belajar mandiri, 2) belum muncul rasa empati dalam pembelajaran karena pembelajaran dilaksanakan satu arah dan beban tugas yang banyak, 3) harus memenuhi target kurikulum, dan 4) pembelajaran jarak jauh diartikan pembelajaran melalui media daring.

Harus adaptif dan empati

Belajar dari pengalaman yang sudah terjadi, setidaknya hampir enam bulan melaksanakan PJJ, seharusnya proses belajar menjadi lebih baik. Kalau pada fase awal itu merupakan gelombang kejutan, semua belum pernah dan tidak tahu bagaimana PJJ ini dilaksaknakan, seharusnya saat ini proses pembelajaran sudah ada perbaikan yang didasarkan pada kendala-kendala dan keluhan-keluhan yang muncul pada proses pembelajaran sebelumnya. Beberapa hal yang bisa dilakukan oleh pendidik untuk memperbaiki proses pembelajaran di masa pandemi ini.

Pertama,  menjadi pendidik yang adaptif dengan perubahan. Bersifat adaptif terhadap perubahan itu merupakan hal yang mutlak bagi seorang pendidik. Apalagi pada era sekarang ini, yaitu era teknologi. Mau tidak mau sistem pembelajaran jarak jauh harus melibatkan teknologi, memasukkan teknologi dalam pembelajaran. Banyak sekali produk-produk teknologi yang dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran jarak jauh, seperti Google Classrom, Zoom, WhatsApp, dan lain sebagainya. Platform-platform tersebut bisa dimaksimalkan untuk mencapai tujuan belajar dan memberikan pengalaman dalam proses belajar murid.

Kedua, dalam situasi yang seperti ini harus dikedepankan rasa empati. Keadaan seperti ini memaksa murid untuk belajar mandiri lebih banyak. Dalam proses belajar mandiri itu tentunya kemampuan murid itu berbeda-beda dan hal tersebut tidak boleh diabaikan. Selain itu, ketersediaan akses juga memunculkan masalah baru. Banyak murid yang memiliki keterbatasan akses untuk mengikuti proses belajar daring, yaitu tidak memiliki perangkatnya (handphone). Hal itu juga harus menjadi perhatian tersendiri. Dan yang terpenting adalah bagaimana pendidik itu harus memanusiakan hubungan dengan murid. Pemilihan media aplikasi pembelajaran daring juga harus menyentuh pada murid-murid yang memiliki keterbatan itu. Jangan sampai ada unsur memaksakan memakai salah satu platform tertentu, tetapi tidak mempertimbangkan ketersediaan aksesnya.

Dunia pendidikan di tengah masa seperti ini memanglah sulit. Walaupun kehadiran guru tidak bisa digantikan dengan teknologi, guru harus kreatif memanfaatkan teknologi agar tercipta pembelajaran penuh makna. Melibatkan peran orang tua juga menjadi lebih penting dalam proses pembelajaran jarak jauh.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.